You are visitor :

Sinopsis Cinderella Sister Episode 13


Ki-hoon memukul-mukul pintu depan. Memanggil nama Eun-jo berulang-ulang dan siap untuk mengatakan semuanya pada Eun-jo. Di sisi lain, Eun-jo baru saja mencoba anggur beras yang membuatnya sedikit mabuk dan untuk itu dia tidur di dalam waktu Ki-hoon memanggil namanya. Dengan perlahan, Eun-jo bangun dan mendengar teriakan itu. Dia berjalan sempoyongan dan akhirnya keluar.
Tapi Jung-woo lebih dulu tiba disana dan membawa Ki-hoon ke dalam. Dia menyuruh Eun-jo untuk masuk karena Ki-hoon benar2 mabuk. Di kamar mereka, Jung-woo memandang Ki-hoon. Dari luar, Eun-jo memanggilnya sambil membawa dua nampan yang berisi dua gelas teh. Eun-jo berkata kalau minuman itu untuk Jung-woo dan Ki-hoon. Tapi Jung-woo tidak bodoh dan tahu minuman itu untuk siapa sebenarnya. Dia bertanya kenapa Eun-jo menyukai Ki-hoon.
Eun-jo menyindir Jung-woo dan memintanya untuk tidak bercanda. Jung-woo meraih tangan Eun-jo dan menariknya keluar dimana Jung-woo berusaha keras membuat Eun-jo sadar dari mabuknya. Tapi dia menyerah dan putus asa. Alasan kenapa Jung-woo marah ketahuan ketika dia mengingat kejadian beberapa saat yang lalu ketika dia membuka gerbang. Ki-hoon maju dengan tiba2 – Jung-woo membantunya berdiri – dan dia mengatakan semuanya pada Jung-woo sebab Ki-hoon menganggap Jung-woo sebagai Eun-jo.
Ki-hoon menumpahkan semuanya tentang keinginannya untuk mengambil alih dan menjadikan perusahaan Dae-sung sebagai bagian dari Hong Ju. Serta bagaimana Ki-hoon ingin mengembalikannya lagi pada Dae-sung. Akan tetapi, Dae-sung meninggal setelah mendengar Ki-hoon berbicara dengan kakaknya di telpon. Sekarang Jung-woo terbebani dengan informasi ini ketika dia melihat Eun-jo tapi tidak ingin memberitahunya. Dia tahu bagaimana perasaan kedua orang itu. Jung-woo bertanya apakah Eun-jo ingin tahu orang seperti apa Ki-hoon. Eun-jo memperingatkan Jung-woo untuk menjaga ucapannya – siapa Jung-woo hingga berani berkata demikian?
Eun-jo: Rasanya sakit ketika aku tidak melihatnya dan ketika aku melihatnya. Rasanya sakit kalau dia disini dan tidak disini. Sakit bila dia tersenyum padaku atau kepada orang lain. Sakit kalau dia memanggil namaku atau tidak. Selama aku tidak menghilang dari dunia ini, aku rasa aku akan terus merasa sakit, Jung-woo, tapi masih, berada disini lebih baik. Bisa melihatnya dan membencinya lebih baik daripada dia tidak disini.
Eun-jo mengatakan kalimat2 ini dengan suara parau dan seolah-olah dia berada di tempat yang jauh. Sekarang dia kembali ke masa kini dan memanggil Jung-woo ‘anak muda’. Eun-jo bahkan berkata, “Kau sudah dewasa, Jung-woo kita!” Setalah kalimat itu, Eun-jo berjalan sempoyongan kedalam rumah.
Keesokan harinya Ki-hoon bangun dan mendapati dirinya tidur di lantai. Ketika Ki-hoon bangun, Jung-woo meminta bicara dengannya dan bertanya kenapa Ki-hoon tidak memintanya untuk merahasiakan pengakuannya dari Eun-jo. Ki-hoon menjawab kalau itu karena dia harus mengatakannya. Jung-woo memukul Ki-hoon. Berani2nya dia mengatakan hal itu pada Eun-jo. Jung-woo berujar, “Jika kau mengatakan hal itu padanya, kakakku tidak akan bisa bernafas. Kau akan terbebas jadi pikiranmu bisa tenang. Lalu bagaimana dengan kakak? Apa yang terjadi padanya?” Jung-woo berteriak pada Ki-hoon, “Apa kau akan membunuh Eun-jo?!”
Ki-hoon memperingatkan Jung-woo untuk menutup mulutnya sebab dia sendiri yang akan memberitahu Eun-jo. Jung-woo berkata, “Eun-jo berkata kalau rasanya sakit entah itu melihatmu atau tidak melihatmu, tapi dia lebih memilih melihatmu. Kau bersalah, kan? Kau ingin menerima hukuman, kan? Jadi biarkan rahasia itu menjadi hukuman seumur hidupmu dan tidak diberi maaf.”
Kalimat2 itu memberikan efek besar pada Ki-hoon tapi keputusan utamanya tetap melekat di kepala Ki-hoon. Dia berputar di sekeliling rumah untuk mencari Eun-jo. Hyo-sun mendekati Ki-hoon di gerbang dan mendengar kalau oppa mencari kakaknya. Hyo-sun terdiam tapi kemudian dia mengatakan kalau Eun-jo ada di lab. Ki-hoon berangkat secepat mungkin untuk menemui Eun-jo disana. Sayangnya, waktu Ki-hoon sampai disana ternyata lab kosong.
Ternyata, Hyo-sun tahu kalau Eun-jo tidak ada di lab. Kemudian dia menelpon Eun-jo dan mengatakan kalau ada hal yang ingin dia bilang. Apakah Eun-jo bisa segera pulang? Berikutnya, Ki-hoon menelpon Eun-jo dan mengatakan kalau ada hal sangat penting yang ingin dia katakan atau kalau tidak, dia tidak akan mendapatkan kesempatan lagi. Dimana Eun-jo? Ki-hoon lalu menelpon ayahnya dan menjelaskan kenapa dia mau bekerja pada ayahnya dulu. Mungkin awalnya dia memulai dengan keinginan untuk balas dendam pada ibu tirinya dan Ki-jung tapi ada juga bagian dari dirinya yang ingin menyelamatkan keluarganya.
Akan tetapi, sekarang Ki-hoon akan menyerahkan semuanya. Sahamnya, warisannya, bahkan identitasnya sebagai putra Hong – dia akan menyerahkan segalanya. Lebih jauh, kalau ayah atau Ki-jung mencoba mengganggu perusahaan Dae-sung lagi, maka Ki-hoon akan memperlakukan mereka seperti orang asing dan tidak akan ragu2 membeberkan pada public perbuatan illegal mereka. Ki-hoon berujar, “Aku akan bertemu dengan gadis yang berkata kalau dia lebih baik melihaku meski rasanya sakit. Aku akan menebus semua dosaku dan meminta apakah aku bisa tetap tinggal, apakah aku tetap bisa melihatnya. Jika dia setuju, aku akan melakukannya.”
Ki-hoon sampai di rumah dan melihat mobil Eun-jo baru saja terparkir. Tepat ketika Ki-hoon akan masuk ke dalam, mobil ketiga muncul dan menghentikannya. Alasan kenapa Hyo-sun menelpon Eun-jo bukan karena urusan penting tapi untuk sebuah ketakutan yang langsung dia utarakan. Dia mengatakan pada Eun-jo kalau Ki-hoon mencarinya seperti ada urusan yang sangat penting tapi tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Hyo-sun benci digantung seperti itu dan tidak tahu apa2 tapi itu membuatnya malu. Hyo-sun sangat ingin tahu alasan kenapa Ki-hoon mencari Eun-jo dengan sangat serius.
Eun-jo mendesah (dia sangat tahu bagaimana Hyo-sun) tapi tetap merasa sakit hati karena hal itu. Dia mengatakan kalau Hyo-sun bisa ikut dengannya mulai sekarang. Kalau Hyo-sun merasa begitu tidak nyaman sebaiknya mereka menelpel dari sekarang. Eun-jo bersikap sangat manis pada Hyo-sun. Mereka menuju lab dan Hyo-sun berusaha membantu sebisanya.
Rencana Ki-hoon untuk mengakui perbuatannya terganggu oleh kedatangan kakak keduanya, Ki-tae yang sangat tertarik pada Hyo-sun. Oleh karena itu dia meminta agar dikenalkan pada Hyo-sun. Dia meminta Ki-hoon untuk melakukan itu! Ini menarik sebab Ki-tae bukan orang yang sejenis dengan Ki-jung. Akan tetapi, pertemuan ini terganggu dengan sebuah telpon yang mengabarkan kalau ayah masuk rumah sakit. Ki-tae tidak tahu kenapa tapi hal itu terjadi setelah ayah menerima telpon dari Ki-hoon.
Ki-jung tiba di rumah sakit untuk bergabung dengan saudara2nya di sisi tempat tidur ayahnya. Dia sangat dingin dan Ki-tae menyalahkan Ki-jung atas apa yang terjadi pada ayah. Kakak dan ibu sudah merencanakan untuk mengambil alih Hong Ju, kan? Lalu ibu tiba dan memarahi mereka karena berteriak. Ki-tae adalah yang paling emosional dan dia berkata kalau mereka semua menyebalkan dan pergi. Ki-hoon mendengarkan dengan kaku ketika ibu tirinya dan Ki-jung bercakap-cakap tentang bagaimana kejadian ini membuat rencana bisnis mereka menjadi tertunda.
Seorang penjahat tiba di rumah Hyo-sun dan menanyakan Kang-sook. Dia dikirim oleh kakaknya untuk menemui Kang-sook dan kalau dia menyebutkan nama kakaknya maka itu cukup untuk membuat Kang-sook menyerahkan sejumlah uang. Ketika melihat mobil Eun-jo masuk ke pekarangan rumah, Kang-sook setuju untuk memberikan uang pada penjahat itu dan menyuruhnya pergi secepatnya. Ketika ibu kembali ke dalam rumah, dia melihat paman Hyo-sun berlari – dia sudah mendengar semuanya.
Hyo-sun bertanya pada Eun-jo apakah dia tahu seorang pria bernama Jang Taek-geun dari keluarga ibu. Jelas dia bukan kakak ibu dan Eun-jo langsung tahu apa yang terjadi dan menemui ibu. Eun-jo memandangi ibu dan bertanya apa yang akan ibu lakukan untuk menangani keadaan ini. Kang-sook berjanji untuk membereskannya tapi Eun-jo bertanya lagi apa yang akan ibu lakukan kalau Hyo-sun tahu.
Untuk menjauhkan Hyo-sun dari ibu untuk beberapa saat, Eun-jo memberikan tugas untuknya. Mereka harus tahu apa terjadi pada ekspor ke Jepang (Eun-jo sudah meminta bantuan reporter Dong-soo untuk hal ini), tapi dia sama sekali tidak bisa menghubungi Ki-hoon. Eun-jo meminta Hyo-sun untuk membawa Ki-hoon secepatnya. Berikutnya, Eun-jo meminta bantuan Jung-woo – karena Jung-woo sudah tahu bagaimana paman Jang, jadi dia bisa mempercayakan Jung-woo untuk tugas yang ini.
Pertama-tama, Eun-jo meminta Jung-woo untuk mengirimkan uang pada paman Jang. Jang berkata kalau mereka belum memenuhi tuntutannya, maka dia akan terus mengirim orang hingga uang yang dia minta terpenuhi. Jung-woo menjamin kalau dia akan menangani itu semua tapi kemudian Eun-jo mengubah pikirannya – dia akan pergi bersama Jung-woo. Ada hal yang ingin Eun-jo katakan sendiri pada Jang, jadi mereka bisa pergi bersama. Jung-woo dengan hati2 bertanya apakah sudah ada yang terjadi – dia khawatir kalau Ki-hoon sudah mengatakan yang sebenarnya. Jung-woo tenang karena yang terjadi tidak seperti yang dia pikirkan.
Kang-sook tidak ingin menyerahkan uang tapi Eun-jo menyuruhnya untuk menurut – mereka tidak ingin para tetua tahu, kan? Dengan putus asa, Kang-sook mengeluarkan buku tabungannya dari lemari – ada sesuatu yang menarik perhatiannya, dan dia menarik setumpuk buku dari bagian belakang lemari. Ternyata itu adalah buku harian Dae-sung. Kang-sook membaca bagian pertama yang merupakan tulisan Dae-sung sekitar 8 tahun yang lalu. Dae-sung menulis tentang pertemuan pertamanya dengan Kang-sook.
Buku harian Dae-sung: Seseorang datang padaku. Dia seperti angin musim semi. Dia membawa harum bunga dalam angin musim semi. Wangi itu berasal darinya seperti berasal dari bunga. Aku bersumpah untuk memijat kakinya selamanya. Aku sudah membuat begitu banyak sumpah. Pria bodoh melakukan itu. Pria bodoh ini sekali lagi membuat sumpah. Bahwa aku tidak akan membiarkan air mata keluar dari matanya…
Ki-hoon kembali ke rumah dimana Hyo-sun telah menunggunya sesuai perintah Eun-jo. Ki-hoon terlihat lelah dan Hyo-sun bertanya apakah Ki-hoon baik2 saja. Apakah sesuatu terjadi padanya. Dengan perlahan Hyo-sun meletakkan tangannya di wajah Ki-hoon dengan sikap yang menenangkan. Secara mengejutkan, Ki-hoon mengangkat tangannya dan memeluk Hyo-sun sebelum akhirnya dia melepaskan pelukan itu. Ki-hoon berbalik dan pergi.
Dan benar saja, lama setelah Ki-hoon pergi Hyo-sun masih berdiri di halaman. Dia kaget dan tidak bergerak sama sekali. Ketika Ki-hoon masuk ke kamarnya, Jung-woo memandangnya dengan kecewa dan memastikan kalau dia tidak mengatakan apa2 pada Eun-jo. Ki-hoon bertanya apakah hanya hal itu yang Jung-woo pedulikan. Setelah mengetahui kalau Ki-hoon adalah bagian dari Hong Jud an kenapa dia kesini, dan apa yang dia lakukan pada Dae-sung, Eun-jo adalah satu2nya hal terpenting? Ki-hoon bertanya kenapa Jung-woo tidak mengatakan apa2.
Jung-woo menjawab kalau dia percaya pada Ki-hoon ketika Ki-hoon mengatakan kalau dia akan mengembalikan perusahaan pada Dae-sung, “Jika aku tidak mempercayainya, itu akan membuatmu tampak menyedihkan.” Jung-woo bergumam kenapa Ki-hoon tidak tahu betapa Eun-jo menyukainya.
Dengan perlengkapan yang segera datang, mereka bisa memulai membuat anggur beras lagi sedangkan Eun-jo bisa melanjutkan percobaannya. Ki-hoon dan Hyo-sun mengunjungi pemasok beras lama mereka dan membuat permintaan – hanya kali ini saja. Bisakah dia menghormati hubungan yang penjual itu jalin dengan Dae-sung ketika Dae-sung masih hidup?
Pria itu mengalihkan pandangannya dari Hyo-sun. Hyo-sun mengatakan kalau dia tahu pemasok beras itu datang ke pemakaman ayahnya. Pria itu mencoba untuk membuat wajahnya tetap tegas tapi mengalami kesulitan ketika Hyo-sun mengaku bahwa kalau saja pria itu menyapanya, dia mungkin sudah pingsan karena menangis terlalu lama sebab pria itu bisa mengingatkan Hyo-sun pada ayahnya. Ucapan terima kasih Hyo-sun memecah ketegangan pria itu dan bahkan dia harus menghapus air matanya dengan sapu tangan.
Hyo-sun memandang Ki-hoon dengan perasaan bercampur. Ki-hoon mengerti kenapa jadi dia berkata, “Kau adalah orang yang sangat baik, Hyo-sun.” Ki-hoon mengatakan kalau dia iri karena Hyo-sun punya sikap seperti itu. Ki-hoon berujar lagi, “Kau orang yang baik. Percayalah itu.” Kata2 itu membuat Hyo-sun gugup. Dia lalu bertanya kenapa kata2nya yang tulus tidak memberikan pengaruh apa2 pada Ki-hoon. Tapi Ki-hoon menjawab kalau memang ada pengaruhnya. Ki-hoon, “Kau menyukaiku, percaya padaku, perasaanmu yang tulus – aku tahu!” Hyo-sun sedikit malu dan berkata, “Kau tahu?”
Ki-hoon menjawab, “Aku tahu, karena itulah aku mengatakan ini padamu. Karena itulah aku menolakmu seperti ini.” Ki-hoon menambahkan kalau dia akan tetap menjaga Hyo-sun dan Eun-jo di masa depan tidak peduli apapun yang terjadi dan meskipun dia tidak mendapatkan maaf. Kalimat2 itu begitu tidak jelas dan Hyo-sun tidak mengerti. Ki-hoon membuatnya menjadi lebih jelas, “Terima kasih atas perasaanmu. Aku minta maaf, aku tidak bisa menerimanya.”
Eun-jo dan Jung-woo mengambil uang untuk dibawakan pada paman Jang. Paman Jang keluar dalam kondisi yang lebih buruk. Jung-woo memandangnya dengan kasihan dan mengajaknya makan siang. Ketika mereka keluar dari resto, barulah Jang memerhatikan Eun-jo disana, menunggu mereka. Eun-jo menyuruh Jung-woo untuk tetap tinggal dan meminta Jang untuk masuk ke mobil. Kedua pria itu menurut tapi dengan enggan. Eun-jo mengatakan pada Jung-woo kalau dia tidak kembali dalam dua jam maka Jung-woo harus pulang ke rumah tanpanya.
Itu sebuah peringatan buat Jung-woo kalau Eun-jo akan melakukan sesuatu yang tidak akan mampu cegah kalau dia tidak bersama Eun-jo. Maka Jung-woo mencoba mengejar mereka. Tapi Eun-jo mempercepat mobilnya dan membuat paman Jang ketakutan karena dia ngebut. Akhirnya, dia menepi di sebuah tempat dan menyuruh Jang untuk keluar. Eun-jo berteriak ketika Jang tidak bereaksi. Dan kemudian, Eun-jo berlutut dihadapan Jang! Eun-jo memohon, “Selamatkan aku, paman!” Dia mengatakannya dengan kata2 yang sopan.
Eun-jo: Selamatkan aku. Aku merasa sekarat. Setiap hari, aku merasa aku akan mati. Aku benar2 sekarat. Aku hidup karena aku tidak bisa mati. Aku… aku adalah putri ibuku. Eun-jo putri Song Kang-sook. Si jalang Eun-jo. Ketika kau tidur dalam keadaan mabuk, ada kalanya aku ingin membunuhmu – kau tidak tahu itu, kan? Aku bahkan memegang pisau. Setiap kali kau mabuk dan memukul ibuku, aku mengasah pisauku untuk memotong tangan ini. Gadis muda itu membayangkan hal semacam itu untuk memotong tangan itu. Apa kau tahu itu?
Kata2 itu membuat Jang ketakutan dan dia mulai meminta maaf. Tapi suara Eun-jo mengeras dan dia menyuruh Jang tutup mulut. Jika Jang benar2 menyesal, seharusnya dia berhenti bersikap seperti itu – tapi Jang selalu minta maaf lalu mengulangi hal yang sama. Dengan tajam, Eun-jo berkata, “Lihat aku. Aku akan menunjukkan padamu kalau kesalahanmu bisa membunuh seseorang dengan mudah!”
Setelah itu, Eun-jo berjalan menuruni bukit dan menuju ke tepi danau. Eun-jo tidak berhenti tapi dia terus berjalan hingga masuk ke dalam danau. Kakinya mulai tenggelam, pinggangnya mulai tenggelam dan dadanya mulai tenggelam. Selama itu, wajah Eun-jo terlihat teguh! Jang sangat terkejut. Dia terburu-buru menuruni bukit dan muncul di belakang Eun-jo. Dia menarik Eun-jo dan menyeretnya naik ke daratan. Eun-jo berteriak memprotes. Tapi paman Jang membawa Eun-jo keluar dari air dan kembali ke mobil. Dia meletakkan Eun-jo di rumput. Eun-jo menjerit dan menangis.
Kang-sook menemukan jurnal tahunan yang dimiliki suaminya. Dia kembali mencari yang lainnya di kamar. Kang-sook mengobrak-abrik kamar tapi tidak menemukan apapun. Dia lalu beralih mencarinya di kantor Dae-sung. Dia menarik buku dari rak sampai akhirnya dia beralih ke laci dan menemukan sesuatu: diari Dae-sung tahun 2010. Di dalam buku itu, Dae-sung menulid bagaimana dia tahu kalau istrinya bertemu dengan pria lain tapi karena dia menjadi pria yang bodoh maka dia tidak berani bertanya kenapa. Setiap kali dia membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, dia tahu hidup yang sudah dia jalani dengan Kang-sook selama 8 tahun akan berakhir dan tidak mengatakan apa yang ingin dia katakan. Dae-sung menulis, “Bahwa hidupku akan berkanjut tanpanya – aku paling takut hal itu.”
Kang-sook membawa buku itu kembali ke rumah – Eun-jo sudah memberitahunya kalau Dae-sung sudah tahu tapi Kang-sook berusaha untuk tidak percaya. Tapi sekarang dia sudah tahu. Kang-sook duduk di depan foto pernikahannya sambil terisak.

Tidak ada komentar: